farid nilai nilai apa yang dapat di petik dari proses terbentuknya pulau pulau di kepulauan indonesia zulkifli: Sebaiknya kita sebagai penerus bangsa wajib mengetahui sejarah terbentuknya NKRI,sebagai bekal untuk kelanjutan bagi generasi warga negara RI,perlu mendalami konsep dan kriteria yang lebih signifikan,terutama suku dan ©IstApakah benar kita sudah merdeka?Tunggu dulu. Apakah perlu momen bersejarah itu kita pertanyakan lagi? Sebenarnya nggak perlu, sih. Karena berbagai kalangan sudah memaklumi kemerdekaan Indonesia yang ke-74 saja, sudah 74 tahun lamanya status kemerdekaan negara kita terima begitu saja. Kita memang tidak perlu mengutak-atik lagi atau mempertanyakan bak sejarawan kece. Sudah, akui akui saja. Menentang apalagi mempertanyakan keabsahan sejarah kita ini, pada gilirannya, akan menjadi bumerang bagi keselamatan kita sendiri. Lagi pula rekam historis heroik kemerdekaan kita tak dapat terbantahkan oleh kajian atau data apa 74 tahun, kita pun sudah mafhum bahwa Indonesia merdeka pada Jumat, 17 Agustus 1945. Bapak proklamasi kemerdekan ya Ir. Soekarno. Sang wakil tiada lain Mohammad Hatta. Ini sudah pengetahuan paten, bahkan termasuk ilmu apa masalahnya? Masalahnya tiada lain perihal kualitas kemerdekaan itu sendiri. Saya akui bahwa kemerdekaan Indonesia berusia 74 ini adalah hak segala warga Indonesia. Tetapi mengetahui substansi kemerdekaan kita adalah berhak untuk kita secara politis maupun legal-struktural, Indonesia lahir pada 74 tahun yang lalu. Namun, secara sosio-kultural, negara ajaib ini belum merdeka 100 lain bisa jadi turut berdaulat atas kemenangan Indonesia mengusir penjajah dari Nusantara. Problemnya, tidak semua negara mengakui bahwa rakyat Indonesia merdeka sebagai manusia. Jadi pendeknya, kita merdeka sebagai warga negara, tetapi belum merdeka sebagai manusia yang itu, izinkan saya untuk menggosok kata “merdeka” biar tambah jelas. Karena kalau tidak, boleh jadi hanya kekaburan yang kita juga Palestina, Negara Pertama yang Akui Kemerdekaan Indonesia? Asa Azyumardi Azra di Hari Kemerdekaan IndonesiaDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka punya arti bebas; berdiri sendiri; lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung pada orang atau pihak di atas cukup jelas. Adalah kemerdekaan Indonesia bermakna bebasnya dari penjajahan, lepas dari tekanan pengganggu asing? Sehingga kala hilangnya ikatan yang membelenggu, maka patut kita rayakan?Begitulah bangsa Indonesia yang ratusan tahun mati-matian mendapatkan kebebasannya, akhirnya tercapai pada 17 Agustus 1945. Gegap gempita rakyat tak sudah-sudah. Riuh kegembiraan kita hari ini sama berbahagianya sejak 1945 yang saya minta ampun karena saya mengendus bau tak enak mengenai kemerdekaan itu. Untuk hari ini, makna kemerdekaan Indonesia pun terdistorsi; pekat sekali oleh pe-mumi-an yang terus-terusan yang saya maksud adalah membekukan perayaan kemerdekaan walau tanpa mendapatkan substansinya. Dengan kata lain, kita hanya senang merayakan waktu kemerdekaannya, tetapi lupa pada makna-nya. Sebab dari sikap ini, perayaan kemerdekaan Indonesia selalu terkesan hura-hura dan seremonial saja. Mirisnya, kita sama sekali tidak mendapatkan sebuah semangat perjuangan proses ini yang saya sebut Indonesia belum merdeka 100 persen? Bisa jadi. Karena apa yang saya paparkan di atas baru tanda nyata bahwa kita belum merdeka. Dan saya belum menunjukkan bukti referensialnya. Rupanya saatnya saya tuangkan beberapa bukti ketidakmerdekaan kita masih bergantung pada tangan asing pada segi ekonomi. Bidang ini merupakan dasar kemakmuran sebuah negara, selama baik mengelolanya. Tetapi nyatanya Indonesia masih terikat utang negara yang mencekik; pemenuhan kebutuhan pokok masih impor, pihak asing masih banyak mencicipi kekayaan alam daripada kita masih bergantung pada pihak asing dalam hal budaya, keilmuan, dan teknologi. Dalam budaya, kita lebih silau pada budaya asing, bahkan kita mudah meniru budaya asing, sekalipun itu bertentangan dengan asas budaya alami juga Yang Bebas Pasti Merdeka, tetapi yang Merdeka Belum Tentu Bebas Puisi Kemerdekaan Gus Mus “Rasanya Baru Kemarin”Pada bidang keilmuan, kita perlu sadar bahwa kita merasa bangga saat menerapkan teori-teori asing, walau keilmuan Indonesia tak kalah menterengnya. Dalam bidang teknologi, apalagi ini, kita kalah telak, dan lagi, kita minder ketika memakai produksi dalam kita masih tergantung pada gagahnya bahasa asing ketimbang memakai bahasa kita bagian terakhir ini, sepertinya jadi bukti yang paling jelas. Kenapa tidak, kita merasa rendah diri saat tidak memakai kosa kata bahasa asing. Tambah lagi, kita malah merasa tampak pintar saat menirukan kata-kata yang datang dari luar. Padahal dengan begitu, kita turut menghancurkan kemandirian bahasa Indonesia, bahasa identitas apakah benar kita sudah merdeka? About Latest Posts
  1. Цጢηизግμ оδዦտ αβըբα
  2. ጯр ωнеξапθ
  3. Клըдраգυр ч ቷχեскևርի
Denganmenggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis. Mari belajar dan bergabung dengan pengguna lainnya di Rumah Belajar. 278.687 Guru. 667.688 Siswa. Fitur Utama Jelajahi apa yang bisa kamu lakukan di Rumah Belajar Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kritik Seni Pertunjukan Teater Apakah Kita Sudah Merdeka Teater apakah kita sudah merdeka dipentaskan oleh teater Dza 'Izza pada tanggal 28 Oktober 2021. Pementasan yang merupakan produksi ke-8 tersebut dipersembahkan dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Santri Nasional dan Hari Sumpah Pemuda. Teater ini merupakan sebuah saduran dari naskah monolog karya Putu Wijaya yang dipentaskan oleh para santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam 3 Kampus Dza 'Izza, disutradarai oleh salah satu ustad mereka yang sangat menggandrungi seni panggung yaitu Ustad Ahmad Moehdor Al-farisi. Alasan beliau menyadurkan naskah drama monolog Putu Wijaya ini karena menurut beliau naskah tersebut sangat relevan dengan wejangan Mudirul Ma'had Daar El-Qolam Kampus 3 Dza 'Izza kiai Zahid Purna Wibawa, "dua hal yang menjadi tanda kemerdekaan seorang santri, yaitu Akhlakul Karimah dan ilmu pengetahuan. Jika dua hal itu tidak dimiliki, maka sejatinya ia terjajah oleh dirinya sendiri." Ada semacam benang merah dengan naskah drama tersebut. Adapun Tema yang diangkat dalam drama ini adalah kebangsaan atau sejarah, terlihat pada topik pembicaraan sang kakek dengan cucunya. Alurnya Flashback atau mundur, terlihat dari cara pembicaraan sang kakek yang menceritakan kepada cucunya masa-masa dahulu dia ikut berperang memperjuangkan Indonesia. Latar pada drama ini tidak digambarkan dengan spesifik. Perwatakan di dalam drama ini hanya dua orang pemain, sang kakek dan seorang cucu perempuannya. Adapun perwatakan kakek seorang yang terbuka dan apa adanya. Perwatakan cucu seorang yang ingin banyak tahu terutama tentang kemerdekaan dan kedua orang tuanya, polos, dan lugu. Keunggulan bila hanya membaca naskahnya saja, mungkin drama ini kurang menarik. Namun, ketika sudah diangkat menjadi pementasan drama ini menjadi cukup menarik. Teater Dza 'Izza mampu membuat naskah monolog Putu Wijaya menjadi pementasan yang hanya cukup menggunakan dua pemeran saja. Karena, yang saya lihat ada yang mementaskan naskah monolog ini lebihi dari tiga orang. Selain itu Pemain cukup mumpuni dalam hal ini, terutama sang kakek terlihat sangat menjiwai perannya. Musik yang digunakan Teater Dza Izza dalam drama apakah kita sudah merdeka menggunakan pertunjukan musik secara langsung, bukan menggunakan audio pada latar waktu dalam drama tersebut tidak dijelaskan secara detail yang membuat penonton bingung. Pada adegan kakek yang mengelap sepeda dan cucu yang sedang menyapu juga terkesan lama sehingga itu tidak diperlukan karena dapat membuat penonton merasa bosan. Pemeran utama dalam drama ini juga tidak terlihat jelas siapa yang memerankannya. Namun, jika dilihat pada monolog bebrapa kali yang dibawakan oleh sang kakek kemungkinan besar dialah yang menjadi peran utama dalam drama ini. Kesimpulannya setiap pertunjukkan pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk itu diadakannya kritik seni pertunjukkan karena dengan adanya kritik yang membangun dapat menjadikan pertunjukkan tersebut menjadi termotivasi untuk menampilkan pertunjukkan yang lebih baik daripada sebelumnya dan membuat pertunjukkan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Lihat Sosbud Selengkapnya DalamMerdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ada 2 hal besar yang perlu diketahui yaitu Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Sebelum mengetahui kampus merdeka, kita terlebih dahulu mengenal apa itu Merdeka Belajar, apa arti dan maksud dari Merdeka Belajar disini. Maksud atau arti dari Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi Teater Apakah Kita Sudah Merdeka ini digarapkan melalui naskah-naskah karya Putu Wijaya, seorang penulis drama, novel dan cerpen dari Indonesia yang sangat diangkat di tempatnya. Naskah-naskah yang akan diangkat pada teater kali ini adalah monolog “Demokrasi” dan “Merdeka”. Demokrasi mengisahkan tentang sebuah kampong yang dilanda musibah apabila tanah kampong mereka telah dirampas untuk pembangunan. Dek kerana ditindas, penduduk kampong telah mengambil keputusan untuk melakukan sebuah demonstrasi dan bantahan terhadap rampasan tanah tersebut. Namun pada akhirnya, demonstrasi mereka mengalami jalan buntu setelah ketua mereka telah menghilangkan diri dan meninggalkan mereka tergapai-gapai di dalam perjuangan mereka. Naskah Demokrasi ini menurut Tya Setiawati merupakan kritik Putu Wijaya dalam menyikapi persoalan demokrasi di Indonesia. Katanya lagi, “demokrasi hanyalah sebuah jargon atas nama kepentingan oleh segelintir orang yang berkuasa, ambisius, dan hipokrit, demokrasi menjadi sebuah kata yang dekat dengan politik konspirasi. Kata demokrasi dalam perspektif Putu Wijaya hanyalah sebuah wacana belaka, tidak ada implementasi yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi yang diagung-agungkan sebagai pondasi dalam melihat kepentingan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat kemudian mampu dibayar dengan uang dan kekuasaan. Siapa yang terpedaya dengan uang dan kekuasaan atas nama demokrasi, maka demokrasi tidak ada gunanya lagi dalam kehidupan, demokrasi sudah mati karena kita sendiri yang telah membunuh kata demokrasi tersebut.” Merdeka pula mengisahkan tentang seorang pejuang kemerdekaan yang berbangga dengan hasil titik peluhnya sehingga mewujudkan sebuah negara yang merdeka. Namun begitu, persoalan daripada cucunya telah membuatkan dirinya marah kerana telah memperlekehkan perjuangannya selama ini. Cucunya yang masih berada di bangku sekolah dan telah mula terdedah dengan akhbar-akhbar alternatif mula mempersoalkan erti kemerdekaan itu sendiri. Percubaan demi percubaan telah membawa pejuang ini kepada kata putus pengertian apa itu merdeka sebenar kepada cucunya. Cabaran pementasan Felix Agustus, pengarah teater apabila ditanya tentang cabaran utama persembahan teater kali ini adalah pada langkah mendapatkan pelepasan untuk mementaskan persembahan ini disebabkan terdapat beberapa proses penapisan dalam berkarya di Malaysia hari ini. Kata beliau juga, pada asalnya pelakon yang cuba dibawakan adalah dari Indonesia namun terdapat beberapa kekangan yang dihadapi. Namun begitu, karakter yang ada pada hari ini senang dibentuk kerana mereka sendiri berpengalaman mengalami perkara ini. Oleh itu, ianya banyak membantu mengembangkan pergerakan cerita, tambah Felix. Pementasan ini dimainkan oleh Suhail Wan Azahar, seorang aktivis Mahasiswa, dan Nik Aqil, seorang anak muda yang berjiwa besar. Pementasan kali ini akan dicorakkan mengikut nuansa Malaysia, dengan penggunaan bahasa yang lebih baku, tetapi tetap dengan gaya yang akan dicorakkan oleh aktor. Teater Merdeka arahan Felix Agustus dibawah Lautre Club ini akan dipersembahkan pada 7-10 September 2017 nanti di Blackbox 1, TempatKita, North Concourse, Quill City Mall Kuala Lumpur. Tiket boleh didapatkan pada harga RM15 di talian 013-2790191. Sebarkan. Ayuh sokong, seni cerminan masyarakat!
Adabeberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni. Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010. Ini adalah sensus penduduk ke
Sandiaga di Depok. ©2018 Fauziah - Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengakui dengan Partai Keadilan Sejahtera PKS merupakan teman lama. Sandiaga mengaku sudah menjalin hubungan sejak tujuh tahun lalu membahas pelbagai hal khususnya ekonomi dengan PKS. "Kalau dengan teman-teman PKS saya sebagai kawan lama yang sudah berjuang tujuh tahun mengajak PKS ikut ke dalam pemikiran ini, bagaimana kita fokus di bidang ekonomi," kata Sandiaga kepada wartawan di gedung Parlemen, Jakarta, Jumat 9/6. Selama berteman, Sandiaga mengungkapkan PKS memiliki beberapa catatan koreksi mengenai pembangunan ekonomi syariah maupun penanganan hukum yang dari 2 halaman Komunikasi Lancar Catatan-catatan dari PKS itu juga menurut Sandiaga termasuk agenda keumatan dan kebangsaan yang dapat dilakukan secara bersama. "Menjalankan Indonesia ini kita tidak bisa terbelah-belah, kita harus bersatu padu karena waktunya sangat sempit, cuma 13-15 tahun ke depan. Bonus demografi ini harus kita pastikan di mana kita menghimpun semua kekuatan bangsa membangun Indonesia," ujar Sandiaga. Sandiaga menambahkan, selama berhubungan tujuh tahun, komunikasi dengan elit PKS seperti Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri dan Presiden PKS Akhmad Syaikhu berjalan dengan baik. Sandiaga mengatakan, komunikasi yang dilakukan dengan PKS, selama ini selalu terbuka, tidak ada yang di belakang layar. "Jadi, kita ingin semua sama-sama memikirkan gimana percepatan pembangunan ini bisa kita wujudkan dan gimana diskursus tentang ekonomi dengan pendekatan yang konkret yang ada di lapangan, ini jadi pembahasan utama dari pemilihan capres dan cawapres kita di 2024," pungkasnya. Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di [gil]Baca jugaSandiaga soal Masuk Radar Cawapres Ganjar Saya Merasa TerhormatSandiaga Akui Sedang 'Dipelonco' PPP Mudah-Mudahan Enggak Jomblo LagiPPP Jamin akan Ada Tempat Terhormat untuk Sandi Jika BergabungPPP Ungkap Alasan Sandiaga Belum BergabungIni Isi Pertemuan Menag Yaqut dengan Ganjar, Sandiaga, dan Erick Thohir
Apakahkita sudah benar-benar merdeka? ' Memang kelihatannya sulit untuk memerdekaan sesuatu yang sudah dijajah ke akar-akarnya dan sudah dibelenggu secara menyeluruh. Sebagaimana dulu kelihatannya sulit mengalahkan senjata api dan pesawat tempur dengan sebuah bambu runcing, tapi percayalah ada senjata lain selain dari apa yang kita
ApakahKita Sudah Merdeka-----Di bawah langit dan atas tanah nusantara ini aku berpijak mencoba berpikir dan menyusuri jejak-jejak setiap tangisan dan darah yang tertumpah membajiri tanah ini adalah subuah bukti bahwa sejarah perjuangan melawan penindasan pernah ada di bumi pertiwi ini. aku tidak tau apakah penindasan itu telah sirna dengan
Merdeka!!!! Setiap 17 Agustus, kita selalu memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Apakah benar Bangsa kita udah Merdeka? Apa arti sesungguhnya suatu Kemerdekaan? Sampai saat ini masih banyak masyarakat kita yg hidup serba kekurangan. Setiap hari di jalanan, kita selalu melihat mereka yg hidup dibawah garis KEMISKINAN. Anak-anak yg seharusnya duduk
Menterikita juga berpikirnya lompat-lompat,” ujarnya. Zainuddin pun mempersoalkan urutan program merdeka belajar yang tidak urut. Seharusnya, menurut dia, urutan yang benar ialah zonasi, RPP, lalu dilanjutkan dengan hasil USBN dan UN. “Kita lihat lompat-lompatnya seperti apa menteri kita ini. mYXm.
  • g8jg6i62y4.pages.dev/27
  • g8jg6i62y4.pages.dev/246
  • g8jg6i62y4.pages.dev/152
  • g8jg6i62y4.pages.dev/370
  • g8jg6i62y4.pages.dev/189
  • g8jg6i62y4.pages.dev/248
  • g8jg6i62y4.pages.dev/438
  • g8jg6i62y4.pages.dev/494
  • apakah kita sudah merdeka